Idul Adha Saat Pandemi, Momen Mendekatkan Diri kepada Allah SWT



Penyambutan Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban 1441 Hijriah/2020 tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Sebab Idul Adha kali ini bersamaan dengan datangnya pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia.

Akan tetapi, pandemi tak lantas menyurutkan semangat hamba-hamba-Nya lebih mendekatkan diri kepada Sang Khalik. Ibadah Kurban memiliki pesan moral yang sangat dalam. Seperti pesan yang terkandung dalam makna bahasanya. Qurb atau qurbân berarti “dekat” dengan imbuhan ân (alif dan nun) yang mengandung arti “kesempurnaan”. Sehingga qurbân yang diindonesiakan  berarti “kedekatan yang sempurna”. Kata Qurbân berulang tiga kali dalam al-Qur’an, yaitu pada QS.Ali Imran: 183, al-Ma’idah: 27, dan al-Ahqaf: 28

Manusia adalah hamba, bukan siapa-siapa. Bukan pula apa-apa. Buktinya, ketika manusia diberi ujian wabah COVID-19. Tidak ada satu manusia pun yang berdaya. Apalagi berani bertempur melawan COVID-19. Di tengah wabah COVID-19, manusia hanya bisa mencegah, menghindari, lalu berdiam diri sambil memohon perlindungan dari-Nya. Bukti kuat, manusia bukan siapa-siapa. Hanya bisa berusaha lalu berdoa. Dan selebihnya berserah diri kepada Allah SWT. Itulah hamba.

Bila kita hamba, maka hikmah Idul Qurban adalah membangun kesadaran timbal balik. Tidak ada kebencian yang melulu tanpa diimbangi cinta. Tidak ada kesombongan yang melangit tanpa diikuti kerendahan hati yang membumi. Tidak ada pula tebaran keburukan tanpa diikuti kebaikan. Segalanya ada timbal baliknya, ada sebab ada akibatnya.

Saat gema takbir Idul Adha berkumandang di mana-mana, berdengung di telinga kita. Ada tangis, syukur, bahkan ada intropeksi diri mengalir dari diri masing-masing hamba. Hukum timbal balik milik pada hamba. Sebuah timbal balik dari orang-orang mampu kepada yang belum mampu.

Hidup manusia adalah timbal balik. Karena manusia itu hanya hamba. Maka Aristoteles yang bilang “perlakukanlah orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan”. Bila ingin dihargai, maka hargailah orang lain, Bila ingin dihormati maka hormatilah orang lain. Tentu, atas dasar keikhlasan dan apa adanya, bukan ada apanya. Timbal balik adalah keniscayaan, sebuah kepastian yang terjadi. Apa yang ditabur, itulah yang akan dituai. 

Timbal balik kian menegaskan bahwa manusia sebagai hamba pun tidak perlu takut kehilangan. Karena di dunia ini, tidak ada yang abadi. Bila ada manusia yang takut kehilangan, berarti bukan timbal balik. Bila ada hidup maka ada mati. Itu timbal balik. Lalu kenapa takut kehilangan pekerjaan, kekuasaan, takut kehilangan harta,  jabatan, dan takut-takut yang lainnya. Mereka yang hidup dalam ketakutan, lalu penuh kekhawatiran. Hingga punahlah kepedulian kepada sesama.

Jangankan kekuasaan, harta atau jabatan, seperti sapi dan kambing, nyawa yang menempel pada tubuh manusia pun terlalu mudah untuk hilang secara tiba-tiba. Siapa yang menduga, kemarin sehat lalu esok sakit. Kemarin bebas tidak ada yang melarang, lalu hari ini terkungkung wabah COVID-19 dan berdiam diri di rumah saja. Bahkan kemarin masih ada dan esok sudah tiada.

Idul Adha di terpaan COVID-19 tahun ini adalah momen. Pentingnya membangun kesadaran timbal balik antarsesama. Karena manusia hanyalah hamba. Bukan siapa-siapa, bukan pula apa-apa. Dan semua yang manusia miliki hari ini adalah titipan Allah SWT semata. Amanah yang kelak harus dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya. 

Mari bersama memperbesar ruang timbal balik dalam hati dan pikiran. Timbal balik membangun kepedulian, bukan keangkuhan. Kita semua hanyalah hamba-hamba-Nya, hanya manusia biasa yang tidak luput dari salah dan dosa. Dan mintalah ampun kepada Allah terus-menerus tanpa mengenal lelah. 

Tentunya kurban bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT sebagai bukti hamba bertaqwa dan ekspresi syukur, guna meningkatkan kualitas diri dan menumbuhkan kepedulian sosial serta menjadi salah satu cara membahagiakan sesama.

Semoga Allah SWT memberi keluasan rejeki kepada kita untuk memenuhinya dan menerima amal ibadah kurban kita. Selamat Idul Adha 1441 H. Mohon maaf lahir batin. Semoga kian bertambah keimanan kita sebagai hamba, dan makin diberkahi Allah SWT.

E-mail Redaksi: sukabumiupdateredaksi@gmail.com
E-mail Marketing: marketingsukabumiupdate@gmail.com

0 komentar:

Posting Komentar