Vaksin Sinovac Tiba di Sukabumi, Heri Gunawan: Percepat Herd Immunity!

 

SUKABUMI – Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan mengimbau masyarakat Sukabumi sudah seyogyanya mendukung dan menyukseskan program vaksinasi. Sebab, kesuksesan vaksinasi akan mempercepat herd immunity atau kekebalan kelompok dan akan bisa kembali melakukan aktivitas normal.

Dan kabar baiknya, hari ini Selasa (26/01/2021), pendistribusian 11.000 vial vaksin Sinovac dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Jabar) sudah tiba di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Gudang Farmasi, Jalan Raya Karang Tengah, Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi.

“Vaksinasi adalah harapan menggeliatnya pertumbuhan ekonomi. Jika Sukabumi sukses menggelar vaksinasi maka Sukabumi sudah berpartisipasi menggerakkan perekonomian nasional,” ujar Heri Gunawan saat dihubungi jurnalsukabumi.com.

Ketua Kelompok Fraksi Partai Gerindra Komisi XI DPR RI itu juga menjelaskan, kehadiran vaksinasi diharapkan dapat mempercepat herd immunity atau kekebalan kelompok. Bila masyarakat memiliki imunitas maka akan lebih leluasa melakukan mobilitas yang pada akhirnya akan mampu mengerek tingkat konsumsi dan pertumbuhan ekonomi.

“Namun, setelah vaksinasi hendaknya masyarakat tetap mentaati protokol kesehatan, yaitu memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak,” pesannya.

Lanjut Heri Gunawan, saat ini negara-negara di dunia sudah memulai vaksinasi untuk melawan Covid-19. Indonesia pun juga sudah memulainya pada 13 Januari 2021. Pemerintah menargetkan proses vaksinasi pada 181,5 juta rakyat bisa diselesaikan pada Maret 2022.

“Pemerintah telah mengamankan stok vaksin Covid-19 hingga 426 juta dosis. Vaksin tersebut berasal dari 4 perusahaan dari negara berbeda,” sambungnya.

Bahkan, vaksinasi ditargetkan pada Januari ini dapat dilakukan terhadap 3 juta rakyat. Kemudian, pada Febuari rencananya penyuntikan dilakukan kepada 4,7 juta masyarakat. Vaksinasi pada bulan Maret ditargetkan menyasar 8,5 juta warga, bulan April 16,6 juta warga, Mei 24, 9 juta warga, dan Juni 34,9 juta warga.

“Anggaran untuk vaksinasi gratis telah dialokasikan sebesar Rp54,44 triliun, yang berasal dari cadangan Rp18 triliun dan anggaran kesehatan dalam Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2020 yang tidak dieksekusi Rp36,44 triliun,” paparnya.

Seperti yang sudah diketahui bersama lanjut Hergun sapaan karib Heri Gunawan itu, dampak pandemi terlihat dari perlambatan pertumbuhan ekonomi yang terjadi sejak kuartal I-2020 dengan pertumbuhan yang turun menjadi 2,97 persen. Perlambatan ini terus berlanjut. Pertama, turun ke kontraksi terdalam pada triwulan II-2020 sebesar 5,32 persen. Setelah itu, terjadi perbaikan ke minus 3,49 persen pada triwulan III-2020.

“Intinya, perbaikan perekonomian bergantung pada kecepatan pemerintah dalam melakukan program vaksinasi nasional. Vaksin menjadi harapan baru bagi masyarakat untuk bisa kembali bergerak normal. Bila masyarakat sudah bisa kembali bergerak normal maka hal tersebut akan mendorong pertumbuhan konsumsi rumah tangga,” imbuhnya.

“Konsumsi rumah tangga memiliki porsi 57 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Melemahnya konsumsi rumah tangga berakibat terkontraksinya PDB.
Pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) telah membatasi gerak masyarakat sehingga menurunkan tingkat konsumsinya. PSBB diberlakukan dalam rangka memutus rantai penyebaran Covid-19,” tandasnya.

Reporter: CR1 | Redaktur: Ujang Herlan

0 komentar:

Posting Komentar