Anak Buah Prabowo: Hati-hati Defisit Pak Jokowi...


INILAHCOM, Jakarta - Vokalis Komisi XI DPR asal gerindra, Heri Gunawan mengingatkan pemerintah terkait menggembungnya defisit APBN 2019. Harus ditekan agar tidak melebihi target yang telah ditetapkan. Kata anak buah Prabowo Subianto ini, perekonomian dunia saat ini, tengah mengalami perlambatan yang berpotensi terjadinya resesi. 

Pernyataan ini menyoroti defisit APBN 2019 yang terus melebar hingga di atas 2,2%. Memang masih di bawah ambang batas yang ditetapkan UU tentang Keuangan Negara sebesar 3% dari PDB. "(2,2%) angka yang melenceng cukup jauh dari target sekitar 1,8 persen. Tanpa pengelolaan yang baik, bukan mustahil defisit melebar mendekati 3 persen yang menjadi batas maksimal yang disyaratkan dalam Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2013 tentang Keuangan Negara," kata Heri. Untuk itu, ujar dia, pemerintah Indonesia juga perlu melakukan mitigasi menghadapi potensi kemungkinan terjadinya resesi ekonomi global pada 2020. 

Hal tersebut, karena perlambatan ekonomi dunia dan melesetnya angka pertumbuhan ekonomi nasional 2019-III sebesar 5,02%, menjadi sinyal agar pemerintah berhati-hati mengelola strategi ekonomi. "Nyaris seluruh negara maju juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonominya masing-masing," ucapnya. 

 Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dari Januari hingga November 2019, mencapai Rp368,9 triliun. Atau setara 2,29% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Sri Mulyani menuturkan, defisit lebih tinggi ketimbang bulan sebelumnya sebesar Rp289,1 triliun. Atau setara 1,8% terhadap PDB dan meningkat 31,9% secara tahunan (year on year/yoy) dari periode yang sama 2018 sebesar Rp279,7 triliun. Atau setara 1,89% terhadap PDB. Sampai akhir November defisit kita 2,29 persen atau Rp368,9 triliun, kata Sri Mulyani di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (19/12/2019). Defisit dalam pagu APBN 2019, memiliki target sebesar Rp296 triliun, atau 1,84% dari PDB. Sehingga defisit November 2019, boleh disebut melebihi ketentuan. Di sisi lain, Sri Mulyani menuturkan total defisit itu pada akhir tahun berpotensi mengalami penurunan sebab hingga pertengahan Desember 2019 lebih rendah dari 2,29%, yaitu 2,21%. Per 13 Desember 2019 defisit APBN turun menjadi 2,21 persen karena adanya kenaikkan pertumbuhan penerimaan pendapatan dan optimalisasi belanja, ujarnya. Sementara, total penerimaan negara hingga November 2019 sebesar Rp1.677,1 triliun, atau 77,5% dari target APBN yakni Rp2.165,1 triliun. Penerimaan tersebut lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar Rp1.508,9 triliun, meningkat 0,9% (yoy) ketimbang periode sama 2018 sebesar Rp1.662,9 triliun. [tar]

0 komentar:

Posting Komentar