Berjuang Bersama Gerindra dan Prabowo Subianto

Mengamalkan TRIDHARMA Kader Partai Gerindra : Berasal Dari Rakyat, Berjuang Untuk Rakyat, Berkorban Untuk Rakyat.

Heri Gunawan Seminar Nasional

Tantangan dan Peluang Bisnis bagi Generasi Milenial.

Jalan Santai

JHeri Gunawan Apresiasi Peluncuran Program Pemuda Pelopor Desa di Sukabumi

Kunjungan Ketua Umum GERINDRA

Prabowo Subianto Melakukan Kunjungan ke Sukabumi

Bantuan Hand Traktor

Heri Gunawan Memfasilitasi Bantuan 30 Unit Traktor Untuk Gapoktan di Kabupaten Sukabumi Pada Tahun 2015

Kunjungan Kerja BKSAP DPR RI Ke Australia

Heri Gunawan Sebagai Anggota BKSAP DPR RI saat berkunjung dan berdialog dengan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Australia

Kunjungan Kerja Spesifik Komisi II DPR RI ke Kabupaten Purwakarta

Komisi II DPR RI melakukan Kunjungan Kerja Spesifik ke Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (2/12), untuk melakukan pendalaman terkait penyelenggaraan pemerintahan daerah, kemandirian fiskal, tata kelola BUMD–BLUD, serta berbagai isu strategis ruang wilayah dan pelayanan publik.

Kunjungan ini dipimpin oleh Dr. H. M. Rifqinizamy Karsayuda, bersama jajaran anggota Komisi II termasuk Heri Gunawan (Fraksi Gerindra).

Rombongan Komisi II diterima langsung oleh Bupati Purwakarta beserta jajaran, serta dihadiri unsur Kementerian Dalam Negeri, Kementerian ATR/BPN, Ombudsman RI, Kanwil BPN Jawa Barat, hingga Kantor Pertanahan Purwakarta. Pertemuan berlangsung di Kantor Bupati Purwakarta sejak pukul 09.30 WIB.


HG Soroti Kemandirian Fiskal dan Kinerja BUMD Purwakarta

Anggota Komisi II DPR RI, Heri Gunawan, menekankan bahwa salah satu fokus utama kunjungan ini adalah melihat sejauh mana efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah, khususnya dalam:

• pengelolaan PAD, TKD, dan APBD,

• kinerja BUMD dan BLUD,

• efektivitas pelayanan publik,

• tata ruang dan pengembangan wilayah,

• serta upaya daerah mendorong pertumbuhan ekonomi.

Dalam pemaparannya, HG menilai bahwa kapasitas fiskal Purwakarta masih tergolong lemah, ditandai dengan ketergantungan besar terhadap transfer pusat. “Struktur pendapatan daerah yang masih didominasi TKD menunjukkan perlunya inovasi dan penguatan potensi lokal. Daerah harus membangun model pengelolaan fiskal yang lebih produktif, akuntabel, dan berkelanjutan,” jelasnya.

HG juga menyoroti ketimpangan kinerja antar BUMD, di mana hanya Perumda BPR yang menunjukkan performa sehat dan berkontribusi signifikan terhadap PAD. Sementara beberapa BUMD lain mencerminkan lemahnya manajemen, pemborosan anggaran, dan tidak optimalnya kontribusi bagi masyarakat.

“BUMD sebagai mesin ekonomi daerah harus dikelola profesional. Dana publik tidak boleh hilang tanpa hasil. Jika ada yang terbukti gagal, evaluasi menyeluruh bahkan restrukturisasi harus dilakukan,” tegas HG.

Isu BUMD Mendapat Perhatian Khusus Komisi II

Rombongan Komisi II menyoroti secara rinci:

• Besarnya suntikan modal kepada beberapa BUMD yang tidak sebanding dengan pendapatan yang dihasilkan.

• Indikasi buruknya tata kelola dan lemahnya akuntabilitas.

• Perlunya audit menyeluruh untuk memastikan tidak ada penyimpangan, termasuk potensi KKN.

• Keterlambatan pemenuhan persyaratan administratif dan substantif BLUD sesuai regulasi nasional.

Komisi II menekankan bahwa penguatan BUMD/BLUD sangat penting untuk menurunkan kemiskinan, meningkatkan pelayanan dasar, dan menopang program strategis daerah.

Tata Ruang dan Pelayanan Publik juga Jadi Sorotan

Selain fiskal dan BUMD, Komisi II DPR RI turut mendalami persoalan:

• Defisit Ruang Terbuka Hijau (RTH) di kecamatan padat penduduk.

• Penanganan volume sampah yang meningkat tiap tahun.

• Penyempitan kawasan hutan.

• Kemacetan dan kepadatan transportasi di pusat kota.

• Belum selarasnya RTRW dengan dinamika pembangunan dan kebijakan provinsi-nasional.

• Kesiapan dan perkembangan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR).

HG menekankan pentingnya tata ruang yang terukur dan taat regulasi karena berdampak langsung pada keselamatan dan kualitas pembangunan. “Kasus pergerakan tanah di beberapa desa harus menjadi alarm bagi perencanaan ruang ke depan. Pemerintah daerah wajib memastikan pemanfaatan ruang sesuai RTRW dan RDTR,” ujarnya.

Pelayanan Dasar dan Ekonomi Daerah

Komisi II juga meminta penjelasan komprehensif mengenai:

• pemerataan akses pelayanan pendidikan–kesehatan,

• strategi peningkatan ekonomi daerah,

• sektor unggulan Purwakarta seperti industri pengolahan, pertanian, perikanan, dan pariwisata,

• serta pemanfaatan Dana Desa untuk ekonomi desa, ketahanan pangan, dan pelindungan sosial.

HG menegaskan bahwa seluruh program harus menyasar peningkatan kesejahteraan masyarakat desa, penciptaan lapangan kerja, dan penguatan ketahanan ekonomi lokal.

Komitmen Komisi II DPR RI

Komisi II DPR RI berharap hasil kunjungan ini dapat:

• menjadi rujukan penguatan tata kelola pemerintahan daerah,

• mendorong percepatan reformasi birokrasi,

• membantu Purwakarta memperbaiki kinerja fiskal, BUMD, serta pelayanan publik,

• serta memastikan pembangunan daerah selaras dengan kebijakan nasional.

“Kami datang untuk memastikan bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah berjalan baik, transparan, dan berpihak kepada rakyat. Komisi II akan terus mengawal data, rekomendasi, dan langkah tindak lanjut setelah kunjungan ini,” tutup HG.


Heri Gunawan: Jadikan Semangat Pahlawan Sebagai Energi Membangun Negeri

 


Sukabumi - Anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra, Heri Gunawan, menyerukan kepada seluruh elemen bangsa untuk menjadikan momentum Hari Pahlawan 10 November sebagai refleksi dan penguatan semangat kebangsaan dalam membangun Indonesia yang lebih maju dan berkeadilan.

Hergun – sapaan karib Heri Gunawan – menegaskan bahwa makna kepahlawanan tidak boleh berhenti pada seremoni tahunan semata. Nilai-nilai perjuangan, pengorbanan, dan keikhlasan yang diwariskan para pahlawan harus dihidupkan kembali melalui tindakan nyata di berbagai bidang kehidupan.

“Hari Pahlawan bukan sekadar peringatan sejarah, tetapi momentum untuk meneguhkan kembali komitmen kita terhadap perjuangan membangun bangsa. Perjuangan hari ini bukan lagi melawan penjajah secara fisik, melainkan melawan kemiskinan, kebodohan, dan ketidakadilan sosial,” ujar Hergun, Senin (10/11/2025).

Politisi gaek Partai Gerindra asal Daerah Pemilihan IV Jawa Barat (Kota dan Kabupaten Sukabumi) itu menilai bahwa semangat kepahlawanan relevan di semua lini kehidupan, termasuk dalam dunia pendidikan, ekonomi, hingga pemerintahan.

“Semangat juang para pahlawan harus menjadi inspirasi bagi kita untuk bekerja lebih keras, lebih jujur, dan lebih berorientasi pada kepentingan rakyat. Dalam konteks kekinian, menjadi pahlawan bisa dilakukan melalui dedikasi, integritas, dan karya nyata,” tegasnya.

Hergun yang juga menjabat sebagai Ketua DPP Partai Gerindra DPR RI menambahkan, generasi muda memiliki peran penting dalam melanjutkan cita-cita perjuangan bangsa. Ia berharap, pemuda Indonesia mampu menyalakan semangat kepahlawanan melalui kreativitas, inovasi, dan kontribusi positif terhadap masyarakat.

“Anak muda hari ini adalah pahlawan di zamannya. Mereka bisa berjuang lewat ilmu, teknologi, dan semangat pantang menyerah untuk mengharumkan nama bangsa,” ucapnya.

Selain itu, ia menyoroti pentingnya menumbuhkan nilai-nilai moral dan integritas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurutnya, semangat pahlawan sejati adalah keberanian untuk berbuat benar dan berpihak kepada kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi atau golongan.

“Pahlawan sejati adalah mereka yang berani jujur, berani membela kebenaran, dan tetap teguh memperjuangkan kepentingan rakyat, meski harus menghadapi berbagai tantangan,” tambahnya.

Menutup pernyataannya, Hergun mengajak seluruh masyarakat untuk memperingati Hari Pahlawan dengan meneladani semangat perjuangan dan menyalurkannya dalam kehidupan sehari-hari.

“Jadikan setiap hari sebagai Hari Pahlawan. Mari kita isi kemerdekaan dengan kerja keras, kejujuran, dan semangat kebersamaan demi Indonesia yang lebih baik,” pungkasnya


Endus Oportunisme Politik, Relawan Manuk Dadali Tegas Tolak Budi Arie Gabung ke Partai Gerindra

 

SUKABUMI — Budi Arie tampaknya benar-benar tak diinginkan bergabung ke Partai Gerindra. Tidak hanya di tingkat nasional, penolakan tersebut juga terjadi di regional, seperti Sukabumi. Adalah Relawan Manuk Dadali, kelompok pendukung militan Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra Heri Gunawan (Hergun) yang lantang menolak bergabungnya mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo).

Dalam pernyataan bersamanya, para relawan menolak keras kehadiran Budi Arie yang dinilai tidak sejalan dengan semangat perjuangan dan nilai-nilai dasar Partai Gerindra. Mereka menegaskan bahwa partai harus dijaga dari infiltrasi kepentingan sesaat dan praktik oportunisme politik yang berpotensi mencederai idealisme perjuangan rakyat.

“Kami, relawan Manuk Dadali yang sejak awal berdiri tegak bersama Pak Hergun, menolak keras jika Budi Arie bergabung ke Gerindra. Kami tidak ingin partai ini kehilangan jati dirinya hanya karena kepentingan politik sesaat atau bentuk oportunisme politik yang mengaburkan arah perjuangan,” tegas Koordinator Relawan Manuk Dadali, Agus Firmansyah, didampingi para Koordinator Daerah Pemilihan (Koor Dapil) Se Kabupaten dan Se Kota Sukabumi antara lain Yoyok Hendrayana, Wagino, Dadin Saripudin, Noval Setiawan, Yudi Hermansyah, Karyani, Anil, Puspa, Irna Lisnawati, dan Deden Hendara, Jumat (7/11/2025).

Para relawan yang turut menghantarkan sosok Hergun ke kursi DPR RI tiga kali dari Dapil Jawa Barat IV (Kokab) Sukabumi juga berjuang memenangkan suara Prabowo duatas 70% dalam 4 pemilu presiden secara berturut turut ini menilai, Partai Gerindra sudah memiliki kader-kader berpengalaman dan militan yang layak mengisi posisi strategis tanpa perlu mendatangkan figur luar partai yang rekam jejaknya kerap menuai kontroversi. Mereka juga menegaskan bahwa Gerindra harus tetap menjadi rumah perjuangan rakyat, bukan tempat bagi mereka yang datang karena momentum politik.

“Kami ini barisan akar rumput yang berjuang bukan untuk kepentingan pribadi. Kami menolak segala bentuk oportunisme politik yang dapat menggerus kepercayaan publik terhadap partai,” ujar Agus menambahkan.

Menanggapi dinamika tersebut, Anggota DPR RI sekaligus Ketua DPP Partai Gerindra, Heri Gunawan, memberikan tanggapan diplomatis namun tegas. Ia menilai setiap kader dan simpatisan memiliki hak untuk menyampaikan aspirasi dan inspirasinya, termasuk menolak atau mendukung figur tertentu, selama dilakukan dengan cara yang santun dan proporsional.

“Gerindra adalah rumah besar perjuangan rakyat. Setiap aspirasi maupun inspirasi dari relawan dan kader di daerah tentu menjadi bahan pertimbangan bagi pimpinan partai. Namun, semua keputusan strategis akan tetap mengacu pada mekanisme dan keputusan DPP,” ujar Hergun.

Hergun menegaskan, Partai Gerindra memiliki garis perjuangan yang tegas dan berorientasi pada kepentingan rakyat. Karena itu, setiap orang yang ingin bergabung harus benar-benar memahami nilai perjuangan tersebut agar sejalan dengan cita-cita partai.

Ia menambahkan, Gerindra terbuka bagi siapa pun yang memiliki komitmen terhadap perjuangan rakyat, tetapi menolak mereka yang hanya datang karena dorongan kepentingan jangka pendek.

“Kami ingin memastikan bahwa siapa pun yang masuk ke Gerindra bukan hanya karena momentum politik, tetapi karena memiliki komitmen jangka panjang terhadap cita-cita perjuangan partai,” ujar Hergun.

Hergun menegaskan bahwa seluruh kader Gerindra harus tetap fokus bekerja untuk rakyat dan menjaga soliditas partai.

“Jangan sampai dinamika politik membuat kita lupa akan tujuan utama: menyejahterakan masyarakat,” tandasnya.

Sikap Relawan Manuk Dadali ini menjadi bukti nyata bahwa para pendukung di akar rumput masih sangat peduli terhadap arah dan identitas Partai Gerindra. Di tengah derasnya arus politik pragmatis, mereka berdiri tegak menolak oportunisme politik demi menjaga kemurnian perjuangan dan kepercayaan rakyat. 

Heri Gunawan Gelar Pengajian dan Berbagi Kebahagiaan Bersama 300 Anak Yatim di Sukabumi

 

SUKABUMI — Anggota DPR RI Fraksi Gerindra, Heri Gunawan, kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap sesama dengan menggelar pengajian rutin dan santunan untuk 300 anak yatim dari wilayah Kota dan Kabupaten Sukabumi.

Kegiatan penuh makna ini berlangsung di Rumah Aspirasi dan Inspirasi Heri Gunawan (RAI Hergun), Jalan Arif Rahman Hakim, Kota Sukabumi, pada Jumat (24/10/2025).

Acara dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan doa bersama, dilanjutkan dengan tausiyah yang menekankan pentingnya berbagi, kepedulian sosial, serta mempererat ukhuwah Islamiyah di tengah masyarakat.

Heri Gunawan dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar bentuk syukur, tetapi juga sebagai wadah untuk memperkuat silaturahmi antara dirinya dan masyarakat Sukabumi, khususnya para anak yatim yang menjadi bagian penting dalam perhatian sosialnya.

“Anak-anak yatim ini adalah amanah dan tanggung jawab kita bersama. Melalui kegiatan seperti ini, kami ingin menghadirkan kebahagiaan dan semangat bagi mereka, sekaligus menanamkan nilai kepedulian di tengah masyarakat,” ujar Heri Gunawan.

Selain santunan dan doa bersama, kegiatan juga diwarnai dengan kebersamaan dan canda tawa anak-anak yatim yang merasa senang bisa bertemu langsung dengan Hergun dan relawan Manuk Dadali yang turut hadir mendampingi.

Politisi yang akrab disapa Hergun ini menambahkan, pengajian rutin dan kegiatan sosial di Rumah Aspirasi akan terus dilaksanakan secara konsisten sebagai bentuk komitmennya dalam menghadirkan manfaat nyata bagi warga Sukabumi. (Ky)

Hari Santri Nasional 2025, Heri Gunawan: Perlu Meneladani Perjuangan Santri

 


SUKABUMI – Hari Santri Nasional yang diperingati setiap 22 Oktober merupakan wujud penghormatan terhadap peran besar ulama dan santri dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Penetapan tanggal 22 Oktober mengacu pada peristiwa Resolusi Jihad yang dicetuskan oleh Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari pada tahun 1945, yang menyerukan semangat membela tanah air dari penjajah.

Pada tahun ini, peringatan Hari Santri Nasional 2025 mengusung tema “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia.”

Menanggapi hal tersebut, anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra Heri Gunawan mengajak seluruh elemen bangsa untuk meneladani perjuangan, militansi, dan keikhlasan para santri dalam melawan penjajah.

Politisi yang biasa disapa Hergun itu melanjutkan, semangat jihad para santri kini bisa ditempatkan dalam makna yang baru yaitu untuk menegakkan keadilan, kemanusiaan, dan kesejahteraan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Musuh negara saat ini adalah kemiskinan, pengangguran, ketimpangan, dan keterbelakangan. Tema Hari Santri pada 2025 sesuai dengan cita-cita Presiden Prabowo untuk membawa Indonesia menjadi negara yang maju dan disegani di dunia,” kata Hergun kepada awak media di Jakarta pada Rabu (22/10/2025).

Anggota Komisi II DPR RI itu melanjutkan, atas pengorbanan para santri yang cukup besar untuk bangsa dan negara, maka sudah selayaknya para santri mendapatkan perhatian yang lebih besar dari negara.

“Peristiwa ambruknya mushola di Pondok Pesantren Al Khioziny, Sidoarjo, Jawa Timur, yang menelan korban meninggal dunia mencapai 67 santri, menjadi momentum penting untuk memperbaiki lingkungan pesantren,” tegas Hergun.

“Anggaran pendidikan yang setiap tahun dialokasikan 20% dari APBN juga perlu dikucurkan lebih besar untuk pesantren, termasuk untuk mendukung biaya para santri, memberikan tunjangan kepada para ustadz, dan memperbaiki bangunan pesantren agar ke depan tidak mudah ambruk,” lanjutnya.

Anggota Badan Pengkajian MPR-RI itu menambahkan, potensi besar yang dimiliki para santri perlu diarahkan untuk berkolaborasi membangun bangsa dan negara, mengentaskan kemiskinan, dan mewujudkan kesejahteraan rakyat.

“Jumlah pesantren per Oktober 2025 mencapai 42.391 unit. Sementara itu, jumlah santri mencapai 1.378.687 orang, yang tersebar di 38 provinsi di Indonesia. Peran santri dalam memberantas kemiskinan dapat dilakukan melalui edukasi yang inklusif, inkubasi wirausaha berbasis syariah, dan pemberdayaan komunitas untuk mencapai kemandirian ekonomi umat,” bebernya.

Hergun melanjutkan, bila dahulu bambu runcing dan gema takbir bisa mengalahkan meriam penjajah, maka saat ini semangat kebersamaan dan gotong-royong serta militansi para santri bisa mengalahkan kemiskinan.

“Pemerintah memang sudah menyediakan program-program kerakyatan untuk memberantas kemiskinan. Usaha tersebut membuah hasil. Kemiskinan berkurang dari 9,03% pada 2024 menjadi 8,47% pada 2025. Kolaborasi dengan santri diharapkan mampu mengurangi angka kemiskinan lebih besar lagi,” katanya.

“Santri bisa dilibatkan dalam program koperasi desa/kelurahan merah putih yang saat ini sudah terdaftar 80 ribu koperasi dan yang tersebar di seluruh desa di Indonesia. Santri juga bisa dilibatkan dalam program ketahanan pangan, MBG, dan program-program pemerintah lainnya,” lanjutnya.

Politisi yang berasal dari Dapil Jabar IV (Kota dan Kabupaten Sukabumi) itu mendorong optimalisasi Dana Abadi Pesantren agar para santri bisa berkiprah lebih maju lagi.

“UU Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren sudah mengatur adanya Dana Abadi Pesantren. Dana tersebut antara lain digunakan untuk membiayai program-program peningkatan kualitas dan SDM santri, termasuk memberikan beasiswa kepada santri berprestasi, dari tingkat sarjana hingga doktor, baik di dalam maupun di luar negeri,” katanya.

“Pada tahun 2025 dialokasikan anggaran Rp267,36 miliar untuk beasiswa Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) dengan total kuota sekitar 230 santri. Angka ini tidak sebanding dengan peminatnya yang mencapai 4.463 santri. Ke depan, anggarannya perlu diperbesar agar kuota bertambah lebih banyak,” tegasnya.

Hergun menegaskan, Hari Santri Nasional 2025 perlu dirayakan dengan penuh khidmat sebagai penghormatan atas kiprah santri dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Santri juga sudah banyak berkontribusi dalam perjalanan bangsa selama 80 tahun kemerdekaan.

“Santri sudah teruji menjadi penjaga kesatuan dan persatuan bangsa. Santri juga selalu berdiri di garda terdepan terhadap pihak-pihak yang ingin memecah belah bangsa. Karena itu, santri perlu diajak berkolaborasi untuk menyukseskan program-program pemerintah, terutama dalam memberantas kemiskinan, dan mewujudkan negara Indonesia yang sejahtera, maju dan makmur,” pungkasnya. (Ky)