JURNALSUKABUMI.COM – Ratusan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) dibekali pengetahuan oleh Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan, pada acara dengan tema “Pentingnya Perencanaan Keuangan dan Investasi untuk Generasi Muda Sukabumi” di Aula Kampus UMMI, Jalan R Syamsudin, SH, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi, Senin (09/03/20).
Acara yang dihelat di kampus mahasiswa almamater biru ini, Heri Gunawan melakukan dialog interaktif dengan ratusan mahasiswa, terkait generasi yang mendominasi penduduk Indonesia sekitar 85 juta, berarti lebih dari 32% dari total populasi di Indonesia. Mereka adalah anak muda yang disebut Generasi Milennial. Siapakah Generasi Millennial tersebut? Mereka yang lahir antara 1981 – 1997 dan ada juga hingga kelahiran tahun 2000-an. Generasi inilah yang mewarisi masa depan keluarga dan bangsa, karena berada dalam rentang usia produktif.
“Hasil ngobrol dengan mahasiswa/wi menunjukkan secara umum mereka cenderung tidak banyak menabung apalagi berinvestasi meskipun mereka sebenarnya ingin tahu dan ingin belajar,” ungkap Heri Gunawan kepada jurnalsukabumi.com.
Menurut legislator alumni mahasiswa Yogyakarta ini, kebanyakan mahasiswa di Indonesia mengatakan, mereka tidak bisa menabung dan investasi karena tidak punya uang lebih. Ketika digali lebih dalam lagi, kebanyakan pengeluaran mereka habis untuk nongkrong di kafe sepulang kuliah atau pulang kantor dan hal ini dilakukan nyaris hampir setiap hari.
“Bisa dibayangkan apabila sekali duduk menghabiskan Rp 50.000 – Rp 100.000, maka per minggu mereka bisa menghabiskan sekitar Rp 250.000 – Rp 500.000, ini hanya menghitung hari kerja saja, tidak menghitung pengeluaran weekend. Artinya secara rata-rata mereka menghabiskan Rp 1 juta – Rp 2 juta per bulan untuk nongkrong saja. Enggak heran kalau mereka tidak bisa menabung dan investasi,” tegasnya.
Gaya hidup yang berubah memang menjadi salah satu penyebab keuangan millenials menjadi kurang sehat. Memang menahan diri untuk menyenangkan diri sendiri itu susah. Menunda kesenangan apalagi, ditambah kurangnya pengetahuan tentang produk dan jasa keuangan, membuat generasi muda enggan untuk berhubungan dengan dunia keuangan.
Berdasarkan Survey Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilakukan OJK pada tahun 2019 terkait Literasi yakni pemahaman publik akan pengetahuan, keterampilan, keyakinan, sikap & perilaku terhadap lembaga, produk dan jasa keuangan dengan indeks 38.03 persen. Sementara Inklusi terkait pada peningkatan akses penggunaan lembaga, produk dan jasa keuangan yang ada mencapai 76.19 persen. Saat ditanya apa solusi bagi generasi milenial dalam merubah pola hidup.
“Diantaranya dapat dilakukan dengan cara membuat rencana dan disiplin dalam pengeluaran, menyisihkan dana untuk kebutuhan mendesak dan penting serta belajar memahami jenis hutang dan investasi. Seyogyanya membiasakan diri menabung dari kecil dapat membentuk sifat hemat, berfikir jauh ke depan, displin dan mampu mengelola uang dengan baik. Agar gaya hidup milenials dapat seimbang, mereka harus mengevaluasi mindset dan gaya hidup, membedakan keinginan dan kebutuhan serta melakukan perubahan sedini mungkin”. Ungkap Hergun.
“Banyak peluang yang bisa digali oleh mahasiswa. Namun harus memiliki pola dan mindset yang seimbang. Terkadang kecerdasan secara intelektual harus dibarengi dengan kecerdasan lainnya,” pungkasnya.
Acara ini turut dihadiri oleh, Rektor UMMI Sakti Alamsyah, Dosen dan Pengajar Fakultas Ekonomi dan Administrasi, Ketua DPRD Kabupaten Yudha Sukmagara, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Hera Iskandar, dan Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Sukabumi Badru serta Perwakilan OJK Pusat dan OJK Regional Jawa Barat.
Reporter: Ifan
Redaktur: FK Robbi
Redaktur: FK Robbi
0 komentar:
Posting Komentar