Suntikan Modal Negara Jangan Sampai Tutupi Kesalahan Manajerial BUMN

Jakarta- Rencana pemerintah memberikan Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada PT PLN (Persero) dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Persero) menuai sorotan. Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan menduga jika tambahan modal negara yang akan diberikan kepada perusahaan BUMN nantinya akan digunakan untuk menutup kerugian. Pasalnya pada 2019 lalu, LPEI mencatat kinerjanya sempat mengalami kerugian mencapai Rp 4,7 triliun. "Sekarang tahun 2020 ini LPEI minta PMN senilai Rp 5 triliun. 

Beda-beda tipislah, saya pikir jangan-jangan ini untuk menutupi rugi bersih kemarin,” selidik Hergun, sapaan akrabnya.
 
Sama halnya dengan PLN, politisi Partai Gerindra ini juga mempertanyakan bagaimana upaya yang terkait penyesuaian atas berkurangnya PMN yang diajukan. 

"Saya belum melihat sisanya akan diambil dari mana, bagaimana roadmap yang asalnya 20 triliun sekarang dicairkan hanya Rp 5 triliun, tentu ada penyesuaian dan kami belum melihat rencana dengan uang ini," imbuh legislator dapil Jawa Barat IV itu.
 
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan bahwa PMN yang diterima nantinya akan memberikan multiplier effect bagi sektor sosial dan ekonomi nasional. Setidaknya, tercatat 1 triliun PMN akan memberikan mampu menyerap 14.048 tenaga kerja dalam negeri. Selain itu bagi PDB, dari jumlah yang sama  akan mampu menyumbangkan output nasional sebesar 2,69 persen, PDB Rp1,41 triliun.
 
"PLN telah melakukan kerja sama dengan konsultan dan perguruan tinggi telah melakukan kajian dampak sosial dan ekonomi atas penambahan PMN. Dengan kesimpulan bahwa pembangunan beberapa proyek oleh PLN yang dibantu oleh PMN memiliki pengaruh yang positif atau memiliki development impact," jelasnya.
 
Adapun PMN 2021, lanjut Dirut PLN, akan digunakan sebagai capital expenditure (Capex) sejumlah proyek perseroan. Tujuannya akan digunakan untuk proyek-proyek sektor transmisi dan distribusi, termasuk di dalamnya pelaksanaan program listrik desa, pembangkit energi baru terbarukan (EBT), serta menunjang program listrik desa (lisdes).
 
Rinciannya adalah Rp 2 triliun untuk transmisi dan gardu induk. Kemudian Rp 3 triliun untuk distribusi termasuk pembangkit energi baru terbarukan, dan penunjang listrik desa. Sementara untuk estimasi PMN 2021, perseroan juga mencatat, untuk regional Sumatera-Kalimantan sebesar 37 persen. Regional Jawa-Madura-Bali 28 persen, dan regional Sulawesi-Maluku-NTT-Papua sebesar 34 persen. (alw/sf)

sumber : http://www.dpr.go.id/berita/detail/id/30700/t/Suntikan+Modal+Negara+Jangan+Sampai+Tutupi+Kesalahan+Manajerial+BUMN

0 komentar:

Posting Komentar