Tenaga Kerja Asal Cina Marak

CIBADAK (Radar Sukabumi) - Masuknya ribuan tenaga kerja asal China ke Indonesia belum lama ini diduga akan mengancam peluang kerja masyarakat Indonesia khususnya Kabupaten Sukabumi. Karena, dari sisi keahlian dan jabatan, mereka bisa menduduki posisi strategis seperti tenaga kerja profesional, konsultan, manajer, direksi sampai komisaris. Ketua komisi VI DPR RI, Heri Gunawan mendesak pemerintah daerah segera membendung dan mengutamakan tenaga kerja lokal.

"Pemerintah Daerah harus mengakali keadaan ini. Jangan sampai, tenaga asing diutamakan sementara yang lokal diabaikan," ujar Heri Gunawan kepada Radar Sukabumi, kemarin (28/6).

Politisi Partai Gerindra ini menambahkan, banjirnya tenaga kerja asal China ini bersamaan dengan banjirnya pinjaman dari Tiongkok sebesar Rp520 triliun. Pinjaman itu nantinya akan diberikan kepada sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menggarap proyek infrastruktur. Niat China memberi pinjaman yang 'fantastis’ itu tentu tidak cuma-cuma. Sebab, sebagaimana laporan dari Labor Institute Indonesia, China (patut diduga) akan melakukan eksodus tenaga kerja besar-besaran ke tanah air pasca ditandatanganinya pinjaman infrastruktur tersebut.

'Seperti kesepakatan yang ada, China akan terlibat dalam pembangunan infrastruktur pembangkit listrik dan transmisi listrik (PLTU), pembangunan jalan tol, pembangunan pelabuhan dan industri pelayaran, dan lain sebagainya. Besar kemungkinan keterlibatan tersebut tidak hanya sebatas pembiayaan. Lebih dari itu, importasi tenaga kerja yang akan mengisi kebutuhan tenaga kerja untuk pembangunan infrastruktur. Ini jelas berbahaya. Kesempatan tenaga kerja lokal makin kecil," jelasnya.

Selain itu, keberpihakan pemerintah terhadap tenaga kerja lokal juga menurut Heri patut dipertanyakan. Di saat tingkat pengangguran terus meningkat dari 5,7 % tahun 2014 menjadi 5,81 % di tahun 2015. Sedangkan pemerintah justru membuka kesempatan kerja kepada tenaga kerja asing. Tenaga kerja lokal menjadi sulit bersaing karena faktor keterampilan dan pendidikan.

"Konsekuensinya, tenaga kerja lokal hanya mengisi lapis bawah sementara lapis atas mulai didominasi oleh tenaga kerja asing asal China, dari level direktur sampai komisaris. Benar-benar menyedihkan," ungkapnya.

Heri berharap, pemerintah daerah khususnya Kabupaten dan Kota Sukabumi tidak terkontaminasi dengan keadaan tersebut. Menurutnya, bagaiamana pun keadaannya, tenaga kerja lokal harus diutamakan.

"Kepada masyarakat, saya berharap untuk terus meningkatkan potensi dirinya. Supaya tidak kalah bersaing dengan para pendatang," singkatnya.

Hingga berita ini ditulis, baik pemerintah daerah maupun pihak legislatif belum bisa memberikan penjelasan.

Sementara Jaringan Intelektual Sukabumi (JIS), memiliki pandangan Kabupaten Sukabumi tidak akan kondusif jika pemerintah lepas tangan dan membiarkan tenaga asing mendominasi pekerjaan di Sukabumi. Pasalnya, saat ini ribuan tenaga kerja Sukabumi masih belum dapat kesempatan bekerja secara laik.

"Kalau kondisi tersebut terjadi Sukabumi, saya yakin akan terus-terusan terjadi aksi unjuk rasa. Karena, belum semua SDM Sukabumi yang terserap didunia kerja," singkat ketua JIS, Bambang Rindiansyah. (ren/t)

0 komentar:

Posting Komentar