"Turunnya Pemerintah ke pasar tentu dengan membuat program-program yang bisa menarik masyarakat untuk datang ke Pasar dengan protokol COVID-19. Akhirnya, memang perlu keseimbangan antara belanja pemerintah dan konsumsi masyarakat, agar bisa saling mengisi," ujar Heri Gunawan melalui lansiran laman resmi DPR RI.
Anggota Baleg DPR RI itu menjawab Pemerintah sudah memiliki beberapa program stimulus untuk membantu pelaku usaha yang terdampak. Misalnya, program subsidi bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR), stimulus untuk UMKM, dan lain-lain. Jadi, tak perlu lagi mengeluarkan kebijakan stimulus baru.
"Para pedagang pasar bisa mengakses program stimulus itu. Pedagang pasar yang memiliki kredit di bank bisa mengajukan restrukturisasi. Selain itu, bisa juga mengajukan program bantuan UMKM Rp 2,4 juta yang ditujukan untuk 12 juta pelaku UMKM. Pendaftaran bisa dilakukan di dinas UMKM setempat," ungkap Heri Gunawan.
Hasil stimulus, lanjutnya, akan terlihat pada kuartal III 2020. Jika pertumbuhan masih minus, itu artinya stimulus perlu dievaluasi. Masih ada satu bulan untuk menggenjot stimulus agar pertumbuhan pada kuartal III tidak minus lagi. Sebelumnya, pada kuartal II 2020 ekonomi Indonesia minus 5,32 persen. Konsumsi rumah tangga yang merupakan penyumbang terbesar PDB mengalami penurunan hingga 5,51 persen.
Lebih lanjut Heri Gunawan mengakui daya beli masyarakat sedang merosot tajam seiring virus Corona (COVID-19) mengakibatkan sejumlah produk perdagangan juga ikut terpukul, karena sepi pembeli. Penjualan makanan eceran, minuman, sandang, perlengkapan rumah tangga, dan tembakau adalah sederet produk-produk yang terpukul.
“Penurunan daya beli telah memukul penjualan sejumlah produk. Komponen tersebut umumnya produk-produk yang dijual di pasar,” tutur Anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra ini.
Sebelumnya, Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) merilis fakta, dalam sebulan terakhir omset pedagang turun hingga 60 persen.
Angka tersebut, menurut Hergun, sapaan akrabnya, menggambarkan betapa lesunya penjualan di pasar. Bahkan, fakta di lapangan lebih parah, karena saat ini kondisi pasar masih sepi.
Masyarakat belum sepenuhnya berani ke pasar karena publikasi korban COVID-19 yang terus bertambah. Keengganan masyarakat datang ke pasar makin memukul perekonomian. Pedagang pun mengalami penurunan omset.
“Lesunya penjualan di pasar memaksa pabrik mengurangi produksi. Bahkan, dengan alasan efisiensi, pabrik melakukan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Korban PHK tidak lagi memiliki penghasilan. Bisa disimpulkan penurunan penjualan di pasar pada akhirnya akan memperparah daya beli masyarakat secara nasional. Kondisi inilah yang harus diperhatikan pemerintah. Solusi mengatasi penurunan ekonomi adalah dengan menggairahkan perdagangan di pasar," tutur Heri Gunawan.[]
0 komentar:
Posting Komentar