Buruh Tani Masih Terpinggirkan

SUKABUMI (Pos Kota) – 1 Mei ditetapkan sebagai Hari Buruh Sedunia. Dari sekian banyak atribut yang melekat kepada istilah buruh, rupanya “buruh tani”, kerap kali terlupakan dalam peringatan Hari Buruh itu sendiri. Buruh Tani terkesan tidak terbawa oleh spirit Hari Buruh.
Demikian disampaikan Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Himpunan Kerukunan Tani Indonesia ( DPN HKTI), Heri Gunawan saat dimintai komentar soal peringatan Hari Buruh Internasional , Minggu (1/5/2016).

Dicontohkan Anggota DPR Komisi XI ini, selama ini buruh tani tidak pernah dibawa-bawa dalam penentuan upah. Padahal, buruh tani mempunyai peranan penting dalam sektor pertanian. Menurut HG, selama ini buruh tani terkesan tidak diakui oleh Kementrian Pertanian dan Kementerian Tenaga Kerja serta organisasi buruh.
“Mereka (para petani) hanya diakui ketika mau pemilu dan pilkada. Buruh tani tetap terpinggirkan dan asyik dengan kesendiriannya. Semoga peringatan Hari Buruh kali ini akan “menengok” kesengsaraan yang menimpa para Buruh Tani di Tanah Merdeka ini,” cetus politikus Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) ini.
Selama ini, kata HG, buruh tani memang mendapatkan gaji atau upah. Namun upah yang diperolehnya jika dikomulatifkan dalam bulan, tentunya berada di bawah UMR. Oleh karena itu, HG mengingatkan pemerintah mengeluar program dan aksi nyata meningkatkan nilai tukar petani.
“Intinya dari hulu. Mulai kebijakan, tataniaga dan pasar yang jelas, efeknya akan berimbas ke hilir, meningkatnya nilai tukar petani. Semoga negara ada di tengah rakyatnya dan memiliki keberpihakan kepada kaum buruh termasuk buruh tani. Selamat Hari Buruh, semoga buruh dapat makmur dan sejahtera,” tandasnya. (sule)

0 komentar:

Posting Komentar