Dear Pak Erick Thohir, Hergun DPR Minta Pegadaian Tidak Ditarik Kedalam Holding BUMN Ultra Mikro, Ini Alasannya...

Jakarta, Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan (Hergun) meminta kepada Kementerian BUMN dalam hal ini Menteri BUMN Erick Thohir untuk tidak menarik Pegadaian ke dalam holding BUMN ultra mikro. 

Pasalnya, rencana yang mengintegrasikan Pegadaian, BRI, dan PNM itu, akan menyulitkan posisi Pegadaian dalam memberi akses permodalan bagi rakyat kecil, lantaran kultur usaha ketiga BUMN ini berbeda.

Heri Gunawan menilai Pegadaian punya keunggulan dibanding BRI dalam merangkul nasabah. 

“Ada jalinan keintiman antara Pegadaian dengan nasabahnya. Pegadaian tidak sekadar institusi mati, lebih dari itu Pegadaian merupakan secercah harapan ketika kesulitan menghimpit kehidupan,” kata Hergun, sapaan akrabnya dalam keterangannya kepada Parlementaria via Whatsapp kepada redaksi INDUSTRY.co.id pada Rabu (17/3/2021).

Sejatinya, kata legislator F-Gerindra DPR ini, bisnis ketiga institusi tersebut sangat berbeda. 

Dimana Bank BRI bisnisnya adalah menerima simpanan dan menyalurkan simpanan. 

Sementara Pegadaian dan PNM tidak memiliki bisnis menerima simpanan masyarakat. 

Jika wacana tersebut terwujud, masyarakat kecil yang terbiasa mengakses Pegadaian untuk memenuhi kebutuhan finansial melalui SKIM Gadai misalnya, otomatis akan merasa kehilangan.

"Para pedagang seperti pedagang bakso, petani, nelayan, warung kelontong yang membutuhkan tambahan modal atau sekadar untuk membeli beras maupun mencukupi kebutuhan harian akan sulit mengakses permodalan, bila Pegadaian masuk skema pembentukan holding," ujarnya.

"Ingat, SKIM Gadai Pembiayaan saat ini, sudah menjadi teman bagi masyarakat dalam memenuhi atau mengisi kebutuhan pendanaan bagi keberlangsungan rumah tangga maupun penghidupan mereka," sambung Hergun.

Lebih jauh ia menjelaskan, sebelum membentuk holding ultra mikro (UMi) harus dipetakan dahulu secara komprehensif. 

Dimana pada 2018 terdapat 57 juta UMi. Dari 57 juta itu, 30 juta pelaku usaha UMi belum mendapat akses pendanaan formal. 

Artinya, kapasitasnya masih unbankable. Solusinya, 30 juta pelaku usaha UMi tersebut dibesarkan dahulu melalui pembiayaan ultra mikro agar bisa naik kelas menjadi UMKM yang bankable.

“Tugas pemerintah adalah melakukan penguatan kelembagaan terhadap BUMN yang selama ini fokus pada pembiayaan ultra mikro yaitu Pegadaian dan PNM. BRI bisa mengambil peran mendukung pembiayaan terhadap Pegadaian dan PNM tanpa harus mencaplok keduanya. Toh, bila 30 juta pelaku usaha UMi tersebut naik kelas menjadi UMKM, maka yang diuntungkan juga BRI karena paling siap dengan jaringan kantor yang  terbanyak hingga ke pelosok-pelosok," urai Hergun.

Jadi, sekali lagi segmen UMi digarap oleh Pegadaian dan PNM. Segmen UMKM hingga korporasi digarap oleh BRI. Tidak dari hulu ke hilir digarap BRI semua. 

"Saat ini Pegadaian dan PNM telah dipercaya pemerintah menyalurkan pembiayaan untuk UMi. Saya mengkhawatirkan program ini akan terganggu dengan adanya rencana pembentukan holding," tandasnya.

Untuk diketahui, sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir menegaskan bahwa pembentukan Holding Ultra Mikro akan akan membantu pengusaha untuk naik kelas dan menjadi bankable.

"Nanti akan naik kelas di Pegadaian dan nanti akan naik kelas ke Bank yang kami harapkan bankable," ucap Erick beberapa waktu lalu di Jakarta.

Selain itu, sinergi tersebut juga akan menurunkan cost of fund.

Dimana dengan holding itu diharapkan bunga pinjaman  bisa turun 5-6 persen untuk para nasabah kecil.

Erick pun optimistis, Holding  akan selesai pada kuartal III tahun ini.

"Insya Allah kuartal III tahun ini tuntas sinergi BRI, PNM, dan pegadaian," tandasnya.

INDUSTRY.co.id - 

0 komentar:

Posting Komentar