Netizen Dukung Sikap Tegas di Wilayah Natuna


Konflik di Natuna yang melibatkan kapal pengawas Hiu 11 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan di Laut Natuna, Kepulauan Riau, dengan kapal nelayan KM Kway Fey dan armada patroli pantai (Coast Guard) Tiongkok, Sabtu (19/3) lalu menjadi perhatian banyak pihak.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Luhut Binsar Panjaitan juga memberi perhatian besar terhadap insiden tersebut. Menurutnya Pemerintah Indonesia akan memperkuat pertahanan perairan, khususnya di Natuna dengan pengadaan kapal patroli dalam jumlah besar dengan kapasitas mesin dan dilengkapi alat utama sistem persenjataan yang lebih mumpuni dibandingkan sebelumnya.
Komentar lainnya pun datang dari salah satu Anggota Komisi XI DPR RI, Heri Gunawan. Mengutip dariNBCIndonesia.com, dirinya mengatakan bahwa sikap yang ditunjukkan oleh Kapal Coast-Guard Tiongkok yang terkesan menghalang-halangi kapal Kementerian Kelautan dan perikanan (KKP) yang hendak menangkap KM Kway Fey yang memasuki perairan wilayah Natuna sebagai wilayah NKRI harus dipandang sebagai bentuk pelecehan terhadap kedaulatan Republik Indonesia.
Pantauan redaksi eveline periode 19-25 Maret 2016 pada media sosial twitter, mendapati sebanyak 24.047 tweet memperbincangkan insiden antara Republik Indonesia dan China di Wilayah Natuna. Apa yang terjadi di Kepulauan Natuna, membuat salah seorang netizen mengusulkan agar Pak Jokowi membuat pangkalan militer di sekitar kepulauan tersebut. “Pak Jokowi, mohon dipertimbangkan pangkalan militer terbesar setelah Madiun dan Ujung Surabaya di Natuna, agar bangsa kita tidak diremehkan!” ujar @MangTujah.
Akun twitter @si1iwangi pun mengomentari hal yang sama, agat kedaulatan RI tidak dipermainkan. Hal itu dikatakan melalui kicauannya “Terkait natuna akhir2 ini, tak ada satu kekuatan asing pun yg boleh mengusik kedaulatan #NKRI…. Harga diri atau mati #saveNKRI
Pemerintah Indonesia telah melayangkan nota protes kepada Pemerintah Cina terkait insiden di kawasan perairan Natuna. Dimana terdapat tigal hal yang menjadi perhatian Indonesia dalam nota protes tersebut :
Pertama, Indonesia memprotes pelanggaran yang dilakukan kapal keamanan laut China terhadap hak berdaulat atau yurisdiksi Indonesia di kawasan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan di landas kontinen. Kedua, Indonesia memprotes terkait pelanggaran terhadap upaya penegakan hukum yang dilakukan aparat Indonesia di wilayah ZEE dan di landas kontinen. Ketiga, Indonesia memprotes pelanggaran terhadap kedaulatan laut teritorial Indonesia oleh kapal keamanan laut China.
Bahkan seorang netizen mengingatkan kepada kita bahwa ada niat lain dari China untuk merebut kedaulat selain ikan. “Kepentingan RRT untuk merebut kedaulatan NKRI,selain ikan adalah kepulauan natuna yg byk mngabdung gas alam” ujar @yohanespatih.

0 komentar:

Posting Komentar