DPR Apresiasi "Buyback" Saham BUMN Tapi Harus Hati-hati


Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komisi XI DPR RI Fadel Muhammad menyebutbuyback (pembelian kembali) saham-saham BUMN sebagai langkah tepat pada kondisi perekonomian Indonesia seperti saat ini terjadi.

"Buyback bagus. Kami yang menganjurkan itu, supaya jangan merusak harga pasar," kata Fadel di Jakarta, Rabu.

Fadel mengkhawatirkan kondisi mata uang rupiah yang nilainya semakin melemah terhadap dolar AS.

"Saya khawatir, jangan sampai saja kondisinya mencapai Rp15 ribu, harus ada tindakan," kata dia.

Salah satu solusi yang ia sarankan mengurangi transaksi dolar di dalam negeri untuk menyelamatkan rupiah.

Namun Wakil Ketua Komisi VI DPR Heri Gunawan meminta BUMN berhati-hati dalam membeli kembali saham pada situasi pasar saham yang bergejolak seperti sekarang di mana IHSG anjlok 3,97 persen ke level 4.163,73.

"Saya menilai bahwa aksi buyback saham BUMN itu belum tentu diikuti oleh emiten-emiten swasta. Bahkan, kemungkinan, tidak semua BUMN akan melakukan aksi buyback tersebut karena berbagai faktor seperti soal harga, sumber pendanaan yang belum clear, dan sebagainya," kata Heri.

Heri justru melihat pembelian kembali saham justru memberi hasil yang bertolak belakang.

"Bukannya stabil, harga saham justru bisa lebih anjlok. Karenanya, BUMN-BUMN harus lebih berhati-hati. Hitung untung-ruginya dengan lebih cermat, terutama terkait dengan jumlah saham yang sudah beredar di pasaran. Apalagi, dalam waktu yang belum lama ini, beberapa BUMN baru saja melakukan right issue," kata politisi Partai Gerindra itu.

Tetapi dia tetap berharap buyback bisa menjadi stimulus untuk meredam kejatuhan HSG ke level lebih dalam lagi.

"Hitung dengan cermat momentum dan untung-ruginya. Jumlah Rp10 triliun itu bukan angka yang sedikit, apalagi kondisi ekonomi memang tidak stabil seperti penurunan harga komoditas yang makin suram," kata Heri.

0 komentar:

Posting Komentar