Heri Gunawan Bilang Realisasi APBN 2016 Tak Maksimal



JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra Heri Gunawan meminta pemerintah yang telah menetapkan APBN 2016 agar mempercepat pembangunan infrastruktur untuk memperkuat pondasi pembangunan yang berkualitas.

Seperti diketahui, lanjut dia, pemerintah memang menargetkan beberapa hal dalam APBN 2016 seperti misalnya, menurunkan angka pengangguran 5,2-5,5%, angka kemiskinan 9-10%, Gini Rasio 0,39 Indeks Pembangunan Manusia 70,1.
 
Sementara itu, sambung dia, selama ini bangunan tersebut dibangun di atas asumsi dimana pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 5,3%, inflasi 4,7%, nilai tukar rupiah Rp 13.900/USD, harga minyak USD50/barrel.
 
"Pertanyaannya, apakah bangunan APBN tersebut berjalan sebagaimana mestinya?," tanya mantan wakil ketua Komisi VI DPR ini kepada TeropongSenayan di Jakarta, Selasa (12/4/2016).

Menyikapi hal tersebut, ujar Heri, sejak awal Partai Gerindra memandang APBN 2016 sebagai jalan untuk mencapai sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat.

"Karena itu, APBN harus disusun dengan sangat teliti dan prudent," ujar dia.

Oleh karena itu, kata dia, Partai Gerindra dalam hal ini akan memberi perhatian penuh pada beberapa hal krusial dalam rancangan awal APBN 2016.

"Pertama, defisit sebesar 2,15% PDB yang harus ditutup dengan utang. Kedua, struktur penerimaan yang kurang realistis, terutama dari pajak yang pada 2015 ini masih di bawah 50%. Ketiga, struktur belanja yang sebagian besar digunakan untuk pembayaran bunga utang dan hal-hal yang bersifat rutin. Keempat, keberpihakan yang belum optimal pada pembangunan ekonomi rakyat secara langsung, termasuk soal penumbuhan UKM dan IKM dan infrastruktur," ungkap dia.
 
Untuk itu, kata dia, untuk mengukur pencapaian target APBN 2016 oleh pemerintah dapat dilihat dari indikator realisasi triwulan I 2016.
 
Misalnya, sebut Heri, realisasi inflasi 4,45% sedangkan target APBN 4,7%. Realisasi kurs Rp 13.527/USD target Rp 13.900/USD, realisasi harga minyak 30,2 USD/barrel target 50 USD/barrel, realisasi lifting 785,2 ribu barrel sedangkan target APBN 830 ribu barrel.
 
"Dari indikator tersebut bisa dilihat bahwa mayoritas realisasi APBN 2016 pada triwulan I melenceng dari target yang ditetapkan," bebernya.

0 komentar:

Posting Komentar