DPR : Industri Mebel & Kerajinan Jangan Hanya Jago Pameran



VIVA.co.id - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Heri Gunawan menilai industri mebel dan kerajinan nasional, saat ini jangan terjebak dalam acara seremonial dari pameran ke pameran. Pemerintah harus bekerja lebih keras menggenjot industri ini untuk meningkatkan pemasukan negara, termasuk lapangan kerja.


"Industri mebel dan kerajinan nasional bisa naik kelas, kalau Pemerintah Joko-Kalla mampu membuat industri ini mandiri dan kuat. Kita punya bahan baku yang melimpah, SDM yang hebat, seharusnya bisa tumbuh besar dan terdepan, tidak sekedar jago pameran saja," katanya di Jakarta, Sabtu 14 Maret 2015) menanggapi pelaksanaan "Internasional Furniture and Craft Fair Indonesia" (IFFINA) yang dibuka Presiden Jokowi.



Ia menyebut data pada 2013, nilai ekspor industri mebel dan kerajinan Indonesia berada di posisi 13 tertinggal dari Vietnam yang bertengger di nomer empat. Kemudian 2014, nilai ekspor Indonesia 2 miliar dolar AS, jauh di bawah Vietnam yang mencapai 6 miliar dolar AS.



Sementara itu, data dari Asosiasi Meubel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) menunjukkan sekitar 2,5 juta tenaga kerja langsung dan tenaga tidak langsung terserap di Industri ini. Jadi sudah semestinya pemerintah memberikan perhatian khusus pada sektor strategis dan padat karya ini.



"Pemerintah Joko-Kalla mesti memandang industri ini penting terhadap pertumbuhan perekonomian nasional yang mampu berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja dan pencetak devisa negara, apalagi ditengah harga dollar yang naik tinggi, ini peluang bagus," tandasnya.



Bentuk-bentuk perhatian khusus pemerintah, menurut Heri, bisa berupa pemberian insentif pajak, pembukaan akses permodalan, dan penguatan kapasitas SDM lewat pembinaan terkait disain produk yang lebih kreatif dan fully local content (Indonesian heritage), pemasaran serta perlindungan kepada pengrajin misalnya dari serbuan produk asal Tiongkok yang sangat murah.



Ia meyakini dengan langkah tersebut, Indonesia berpeluang besar menjadi produsen meubel dan kerajinan terbesar di kawasan regional (ASEAN). Bahkan, khusus untuk produk berbasis rotan Indonesia bisa menjadi yang terbesar di dunia. 



"Industri ini berpeluang tumbuh lebih besar dan menjadi yang terdepan di kawasan regional dan international. Vietnam dan Malaysia saja bisa, masa Indonesia yang punya bahan bakunya nggak bisa. Kalau pemerintah serius dan sungguh-sungguh, pasti bisa!" pungkas Heri Gunawan. (www.dpr.go.id)

0 komentar:

Posting Komentar